Pasar saham di berbagai belahan dunia jatuh. Kepanikan melanda akibat kekhawatiran bahwa Amerika Serikat akan terbelit resesi.Bursa Wall Street, pada 22 Januari 2008 langsung mengalami kepanikan setelah sesi perdagangan dibuka. Saham blue-chip lansung jatuh 400 poin, namun kemudian sedikit membaik sehingga hanya jatuh 135,10 poin (total turun 1,12 persen). Kejatuhan yang cukup signifikan terjadi pada Nasdaq, turun 59,72 poin (2,55 persen). Indeks 500 Standard & Poor’s turun 20,20 poin (1,52 persen).
Penurunan harga saham di bursa AS tersebut merupakan rentetan dari kepanikan yang melanda bursa saham di berbagai belahan dunia atas kekhawatiran terjadi resesi di AS. Pasar saham Eropa pada Senin lalu mengalami kejatuhan terburuk semenjak kasus serangan teroris 11 September 2001 di New York. Kekhawatiran pasar saham dunia tersebut kian bertambah setelah Bank Sentral AS (The Fed) yang menurunkan suku bunga 75 basis poin menjadi 3,50 persen, yang ditujukan untuk meredam kekhawatiran tersebut pada Selasa.Pasar saham Eropa Selasa juga masih mengalami penurunan. Di bursa China, indeks saham unggulan terpangkas 7,22 persen, bursa Sydney (Australia) jatuh 7,1 persen. Bursa saham di kawasan Teluk dan Arab juga menderita hal sama. Bursa Arab Saudi yang merupakan bursa saham terbesar di kawasan Arab, jatuh 9,7 persen. Bursa Dubai juga jatuh, 6,2 persen
Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2008 ini. IMF menilai bahwa masalah yang kini dihadapi perekonomian global yang bersumber dari krisis di sektor perumahan Amerika Serikat (AS) dapat menghambat pertumbuhan ekonomi seluruh dunia. Pada laporan dua tahunan World Economic Outlook (WEO) yang dikeluarkan pada bulan Oktober tahun 2007 lalu telah diturunkan proyeksi pertumbuhan global menjadi 4.8% dari proyeksi bulan Juli 2007 yang berada pada angka 5.2%. Pada pemberitaan yang dilansir pada tanggal 30 Januari 2008, IMF kembali menurunkan pertumbuhan ekonomi global menjadi 4.1% pada tahun 2008. Proyeksi tersebut terdapat di dalam revisi World Economic Outlook yang diluncurkan oleh IMF. Penurunan itu dilakukan menyusul terjadinya gejolak di pasar-pasar keuangan global sejak Agustus 2007 lalu. Ancaman terbesar terhadap ekonomi dunia adalah gejolak pasar keuangan yang bersumber dari sektor subprime mortgage AS yang berisiko tinggi, yakni pinjaman diberikan kepada para pembeli rumah dengan riwayat kredit yang buruk. Ini telah memukul bank-bank dan kreditor di seluruh dunia dan membuat kondisi kredit lebih sulit.
IMF kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di AS menjadi 1.5%. Sebelumnya pada rilis WEO Oktober tahun lalu, lembaga keuangan dunia ini telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 2008 ini menjadi 1,9%. Pada tahun 2007 lalu pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2.2%. Sementara itu pertumbuhan ekonomi di zona Eropa pada tahun 2008 ini diprediksi akan bertumbuh sebesar 1.6%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi zona Eropa ini diturunkan sebesar 0.5% dari proyeksi sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Jepang diturunkan sebesar 0.2% menjadi 1.5%. Akan tetapi IMF masih meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi di China masih berada pada angka 10%. Ketegangan di pasar keuangan dunia saat ini bahkan belum mampu diredam setelah Fed melakukan pemotongan suku bunga Fed rate sebesar 125 bps. Pemotongan suku bunga Fed rate tersebut merupakan yang paling cepat sejak tahun 2003 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar